Kliping Remaja dan Pekerjaan

Kamis, 09 Agustus 20120 komentar


REMAJA DAN PEKERJAAN
KOMENTAR :
.Dalam keadaan yang normal, seseorang dapat memilih suatu pekerjaan yang disenanginya. Dalam hal ini subjektifitas orang akan nampak. Pada anak-anak dan remaja unsur subjektifnya masih sangat menguasai sehingga pilihannya tidak bisa terlalu realistis.Misalnya anak kecil ingin menjadi sopir bis karena atas dasar pengalamannya yang masih terbatas, dirasa begitu menarik untuk duduk di belakang stir kendaraan yang begitu besar. Pilihan pekerjaan yang sungguh-sungguh bukanlah suatu tindakan sesaat saja, melainkan merupakan hasil suatu proses pemikiran dan pengalaman tertentu, walaupun hasilnya nanti mungkin juga dapat bersifat sementara lagi.
Dalam kenyataannya seorang remaja ketika menentukan pilihan karir, seringkali tidak dilakukannya sendiri. Penentuan dan pemilihan karir seorang remaja ditentukan oleh berbagaa faktor diantaranya orang tua, teman-teman, genderDimensi sosial dari seks. Istilah ini merujuk pada bagaimana seharusnya laki-laki atau perempuan berperan dalam kehidupan sehari-sehari. -Redaksi, dan karakteristik diri sendiri.
Orang tua ikut berperan dalam menentukan arah pemilihan karir pada anak remajanya.Walaupun pada akhirnya keberhasilan dalam menjalankan karir selanjutnya sangat tergantung pada kecakapan dan keprofesionalan pada anak yang menjalaninya. Biasanya orang tua yang berkecukupan secara ekonomi menghendaki anaknya untuk memilih program studi yang cepat menghasilkan nilai materi, misalnya fakultas ekonomi (akuntasi, manajemen), teknik, farmasi, kedokteran (umum dan gigi) dan lain-lain. Anggapan orang tua, anak yang mampu memasuki program ini tentu akan terjamin masa depannya.
         Dalam kenyataannya tak selamanya yang menjadi pilihan orang tua akan berhasil dijalankan oleh anaknya, kalau tidak disertai oleh minat bakat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal dari anak yang bersangkutan, hal inilah yang perlu diperhatikan.
       Lingkungan pergaulan pada kelompok remaja cukup memberi pengaruh pada diri seseorang dalam memilih jurusan program studi di SMA maupun Perguruan Tinggi. Mereka mungkin merasa tidak enak kalau tidak sama dalam pemilihan jurusan atau program studi. Pengaruh teman kelompok sebaya ini bersifat eksternal. Bila remaja tidak mempunyai dorongan internal, minat bakata atau kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas atau tuntutan, maka kemungkinan akan mengalami kegagalan.
Stereotype masyarakat seringkali menilai jenis kelamin seseorang. Masyarakat menghendaki agar jenis tugas atau pekerjaan tertentu dilakukan oleh jenis kelamin tertentu pula.Memang baik diakui atau tidak, jenis kelamin kadang-kadang menentukan seseorang dalam memilih karir pekerjaan. Seorang perempuan mungkin akan mengambil karir yang kiranya dapat dijalaninya, tanpa banyak hambatan dengan peran jenis gendernya nanti di kemudian hari, misalnya sekretaris, dokter anak, psikolog anak, guru atau dosen, penunggu atau penjaga toko dan sebagainya. Demikian pula sebaliknya seorang laki-laki akan memilih sesuai dengan dirinya misalnya tentara, polisi, hakim, jaksa dan lain sebagainya.
Hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik pribadi yang mempengaruhi pemilihan program studi maupun karir individu, diantaranya bakat minat, kepribadian, dan intelektual. Sudah banyak lembaga pendidikan SMA yang mengadakan tes psikologi dengan membantu siswa-siswinya dalam menentukan jurusan agar sesuai dengan minat dan bakatnya. Hal ini untuk menghindari penyesalan dalam pengambilan studinya atau merasa tidak cocok dengan minat bakatnya.
          Keberhasilan dalam memilih dan menjalankan program studi serta karir pekerjaan sangat ditentukan karakteristik kepribadian individu yang bersangkutan. Individu yang memiliki minat, kemampuan, kecerdasan, motivasi internal, tanpa ada paksaan dari orang lain, biasanya akan mencapai keberhasilan dengan baik. Keberhasilan tidak dapat diukur secara materi finansial yang melimpah, tetapi seberapa besar nilai kepuasan hidup yang diperoleh melalui pilihan-pilhan tersebut.
Mayoritas remaja biasa dengan mudah dapat menyesuaikan diri dengan sekolah, tetapi sebagian lainnya mengalami kesulitan. Di sekolah mereka umumnya menaruh minat pada mata pelajaran-mata pelajaran tertentu yang akan bermanfaat dalam karier dan pekerjaan yang akan mereka pilih. Kelompok remaja ini tentu tidak akan bermasalah dalam hal pendidikan (sekolah)-nya. Nah, lain halnya dengan remaja yang masih mengalami kebingungan dalam menentukan pekerjaan di masa depannya. Beberapa dari mereka bahkan tidak memiliki visi apapun terhadap kehidupan dan pekerjaan mereka di masa yang akan datang. Remaja-remaja dari kelompok ini akan bersikap cuek terhadap sekolah dan pendidikannya.
Keterlibatan orang tua dan guru dalam pembentukan visi kehidupan dan pekerjaan mereka di masa depan sangat penting. Beberapa remaja membutuhkan bantuan orang-orang yang mereka anggap lebih dewasa untuk membantu memperjelas visi mereka tentang pekerjaan dalam kaitannya dengan pendidikan dan sekolah. Hal ini harus dimaklumi karena mereka masih berada dalam masa pencarian identitas diri.
Guru-guru pembimbing sebaiknya segera mengenali minat dan kebutuhan anak akan pengembangan diri mereka pada suatu bidang tertentu yang potensial. Orang tua seharusnya memberikan dukungan penuh disertai nasihat-nasihat yang dibutuhkan remaja tanpa memaksakan kehendak. Pemaksaan kehendak orang tua, misalnya dalam memilih sekolah jurusan/bidang pendidikan tanpa alasan yang logis akan membuat remaja justru membenci sekolah dan pendidikan. Hal ini disebabkan karena remaja akan mengalami disorientasi terhadap masa depannya. Remaja yang demikian biasanya mempunyai ciri: prestasi turun dengan drastis, suka membolos, dan mungkin ingin berhenti tanpa memperoleh ijazah.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Ika Dwi Saputra - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger